Abraham Karem: Bapak Drone yang Mengubah Wajah Perang

Abraham Karem – Abraham Karem bukan hanya insinyur biasa—ia adalah sosok jenius yang berhasil mengguncang fondasi militer global. Lahir tahun 1937 di Baghdad dari keluarga Yahudi yang kemudian pindah ke Israel, Karem tumbuh di tengah konflik dan gejolak Timur Tengah. Namun athena168, dari situ pulalah lahir semangat dan obsesi yang tak biasa: menciptakan burung besi yang bisa terbang tanpa awak.

Di usia muda, Karem sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang teknik. Ia kuliah di Technion – Institut Teknologi Israel – dan di sana, ia mulai bereksperimen dengan pesawat terbang. Di saat anak muda lain memikirkan masa depan yang stabil, Karem justru nekat menciptakan pesawat tak berawak di garasi rumahnya. Gila? Mungkin. Tapi dari kegilaan itulah sejarah berubah.

Dari Garasi ke Pentagon

Setelah pindah ke Amerika Serikat pada 1977, Karem mendirikan perusahaan kecil bernama Leading Systems. Di sinilah kamboja slot, di balik pintu garasi yang sederhana, ia menciptakan prototipe awal drone yang kelak dikenal sebagai Predator. Proyek awalnya bernama Amber, dan meskipun banyak yang menertawakan idenya, Karem tidak berhenti.

Amber berkembang jadi Predator—drone canggih dengan kemampuan pengintaian dan serangan presisi tinggi. Predator bukan sekadar alat, ia menjadi simbol era baru dalam peperangan. Berkat ciptaan Karem, tentara tak lagi harus berada di garis depan untuk melawan musuh. Jutaan dolar dana militer pun mulai mengalir ke teknologi drone.

Pentagon akhirnya membeli teknologi Karem dan mengembangkannya lebih lanjut. Dari situ, drone menjadi senjata utama dalam perang modern situs slot777, digunakan dalam konflik di Irak, Afghanistan, hingga operasi intelijen di berbagai belahan dunia.

Jenius yang Mengundang Kontroversi

Meski dihormati karena kejeniusannya, tak sedikit yang mengkritik hasil karyanya. Banyak pihak menyebut drone sebagai mesin pembunuh tanpa akal, teknologi yang mengaburkan batas antara strategi dan kekejaman. Namun, Karem tetap teguh. Baginya, drone adalah alat. Yang menjadikannya senjata adalah manusia di balik layar.

Karem bukan hanya insinyur mahjong ways 2. Ia adalah inovator yang berani melawan arus. Ia menciptakan sesuatu yang sebelumnya di anggap mustahil. Dunia berubah karena keberaniannya berpikir beda.

Ia bukan hanya “pencipta drone.” Ia adalah arsitek masa depan, sosok yang membuktikan bahwa dari sebuah garasi kecil, dunia bisa dirombak total.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *